Cara terbaik untuk menyelam dengan aman adalah mengetahui dan memahami segala kondisi dan risiko dari aktifitas penyelaman. Permasalahan utama penyelam adalah manusia bernafas dengan paru yang tidak dapat secara alami dilakukan didalam air. Jadi, scuba diving dipengaruhi oleh dua kondisi: tekanan bawah air dan bernafas dengna udara ketika didalam air.

Tekanan Bawah Air Ketika Diving

Massa jenis air lebih padat daripada udara dan semakin dalam tekanan udara akan semakin meningkat. Kedua hal ini adalah sumber masalah untuk bagian tubuh kita yang merupakan ruang berisi udara (seperti mulut, telinga, rongga hidung/sinus dan paru). Udara dalam ruang dibagian tubuh kita akan berkurang volumenya saat tekanan udara meningkat dan sebaliknya akan mengembang ketika tekanan udara mengecil.

Pengaruh Tekanan Terhadap Rongga Telinga 

Pada saat kita turun pada kedalaman tertentu, perlu dilakukan penyamaan tekanan udara di rongga telinga dengan tekanan udara dalam air. Ketidakmampuan usaha menyamakan tekanan udara di telinga dengan tekanan udara di luar tubuh dapat menimbulkan rasa nyeri dan pecahnya tympanic membrane. Biasanya terjadi pada kedalaman di bawah 3 m / 10 ft.

Untuk menghindari rasa nyeri dan pecahnya tympanic membrane pada saat turun,  penyelam harus menyakaman tekanan di  telinga mereka dengan tekanan udara diluar (pressure equalize). Cara paling mudah yaitu dengan menghembuskan nafas melalui hidung sambil  menutup hidung dengan ibu jari dan jari telunjuk atau bersin sambil menutup hidung (squeeze with closed nose). Perhatikan gambar tersebut. Teknik ini dilakukan terus menerus ketika penyelam turun kekedalaman air sehingga sebelum seorang melakukan penyelaman perlu berlatih teknik pressure equalize berkali-kali. Kami menganjurkan pada anda, jangan pernah sekali-kali melakukan diving di dive resort mana saja bila anda belum pernah belajar diving bahkan belum memiliki sertifikat diving.

Pengaruh Tekanan Terhadap Rongga Hidung (Sinus)

Pengaruh pada rongga hidung (sinus) terjadi ketika penyelam naik kepermukaan air. Penyamaan tekanan udara pada rongga telinga dan rongga hidung (sinus) ketika naik kepermukaan terjadi secara otomatis. Menahan nafas dapat mengakibatkan gangguan mekanisme penyamaan tekanan udara secara otomatis tersebut. Sehingga bila anda sedang tidak enak badan seperti mengalami gangguan pernafasan, hidung tersumbat, pusing, gejala influensa, batuk dsb maka sebaiknya anda harus menghindari segala kegiatan menyelam.


Pengaruh Tekanan Terhadap Paru Manusia


Peningkatan tekanan udara di dalam laut akan mengurangi volume dari udara tersebut (Hukum Boyle). Lihat gambar botol 1 dan 2. Pada Gambar botol 1 menunjukan kondisi botol dipermukaan laut dan Gambar botol 2 menunjukan kondisi botol dikedalaman 20m / 66ft dengan tekanan 3 bar. Hal sebaliknya akan terjadi pada botol 2 bila kita bawa mendaki gunung, botol 2 akan kembali ke ukuran normal. Tapi paru-paru manusia tidak akan bernasib seperti botol tersebut, hal ini dikarenakan saat menyelam kita tetap bernafas dengan bantuan scuba gear. Jadi sebenarnya yang dipengaruhi terhadap tekanan udara adalah volume dan kepadatan gas didalam tubuh kita bukan organ paru kita.

Sekarang coba bayangkan bila kita menempatkan udara di dalam botol (botol tertutup) pada kedalaman 20m / 66 kaki kemudian kita naik ke permukaan laut. Tekanan udara akan semakin turun dan volume udara akan meningkat (mengembang) yang mengakibatkan botol tersebut meledak di permukaan. Ini adalah dasar alasan mengapa seorang penyelam memiliki dua aturan dasar. Aturan pertama adalah seorang penyelam selalu bernapas, jangan pernah menahan nafas ketika melakukan scuba diving. Aturan kedua adalah penyelam naik kepermukaan scara perlahan-lahan untuk mencegah terjadinya emboli udara (air embolism) yaitu munculnya gas atau gelembung udara dalam sistem pembuluh darah.

Pada kedalaman 10 m / 33 ft di bawah permukaan laut, tekanan udara akan menjadi 2 bar / 2 atmosfer dari tekanan di permukaan laut (naik 2x lipat). Kondisi ini akan mengurangi volume gas menjadi setengah dari kondisi normal (1/2) dan pada kedalaman 20m / 66 kaki tekanan menjadi 3 bar akan menurunkan volume gas menjadi sepertiga (1/3). Sehingga dapat disimpulkan naik kepermukaan dari kedalaman 10m / 33 ft adalah kondisi paling berbahaya bagi penyelam, oleh karena itu ketika naik kepermukaan, penyelam selalu melakukannya secara perlahan-lahan dan tetap bernafas.

Setiap aktifitas selalu memiliki resiko, dengan mempelajari segala resiko dari aktifitas itu akan mencegah terjadinya resiko tersebut. Mengendarai sepeda motor di jalan raya sama beresikonya dengan terjun payung bila tidak dilakukan dengan hati-hati. Begitupun juga dengan olahraga diving bila tidak dilakukan sesuai SOP. Oleh karena itu ikuti program belajar diving dan program kursus diving diadakan oleh lembaga yang terpercaya dan kompeten serta berpengalaman di dunia diving. Bagi anda yang belum memiliki sertifikat diving jangan sekali-kali mencoba diving di diving spot yang pernah anda kunjungi. Salam Diver!!!

Resources : http://www.scubadivingsurabaya.com/2011/10/resiko-diving.html